Episode 1
Episode ini dibuka dengan kegiatan sekolah pada
umumnya.. siswa-siswi di Sekolah Menengah Umum Seungri yang mengerjakan
tes..nongkrong..dan kegiatan lainnya..
“Segala sesuatu dalam hidupmu
adalah ujian..Semakin banyak tes yang kamu ambil, semakin kamu menjadi lebih
baik. Anak-anak mencoba untuk menyembunyikan dari orang tua mereka, dan orang
dewasa tidak tahu tentang hal itu.. Tempat ini..adalah
SEKOLAH.”
Scene selanjutnya
beralih ke seorang remaja yang sedang mengendarai motor mengantar barang pesanan
di malam hari. Remaja laki-laki itu mengejar waktu agar tepat sampai di sebuat
tempat les. Tempat itu sepertinya cukup populer, dengan guru yang juga top..Yup
Kang Se Chan diperankan oleh Daniel Choi adalah guru Top di tempat itu..Remaja
itu masuk dan mencari ruang 205.
Di salah satu
ruang..Kang Se Chan mengumumkan kalau hari ini adalah hari terakhirnya mengajar.
Seorang murid perempuan menanyakan kebenarannya pada Kang Se Chan. Dan Kang Se
Chang membenarkan pertanyaan tersebut..Suasanapun mulai gaduh dengan para murid
yang berbisik-bisik mendengar pernyataan dari guru mereka.
Seorang murid laki-laki mengangkat tangannya dan
bertanya..
apa yang akan dikerjakan gurunya setelah keluar? Kang Se Chan
bilang kalau itu bukanlah sesuatu yang harus dia khawatirkan.
Murid-murid
pada bingung dengan bagaimana ujian akhir mereka nanti. Kang Se Chan
mengeluarkan buku, dan para murid pun terkejut dan berkata “Bukankah itu buku
emas?”
“Itu benar..ini adalah catatan yang kalian sebut sebagai Buku
Emas”
Murid perempuan yang bertanya di awal tadi, menanyakan apakah
gurunya akan memberikan buku itu pada mereka? Kang Se Chan pun membenarkannya,
dan menyuruh murid paling depan yang bernama Min Chun untuk
membagikannya.
Disaat itulah Go
Nam Soon diperankan oleh Lee Jong Suk datang dan menanyakan siapa diruang itu
yang memesan paket kue ini? Dan murid perempuan yang memesan mengangkat
tangannya. Go Nam Soon menyerahkan pesanan itu pada pemiliknya, dan Kang Se Chan
bertanya siapa dia? Nam Soon menjawab, kalau dia seorang siswa SMU.
Kang Se
Chan yang merasa tertarik, dan memberikan Buku Emasnya pada Nam Soon,
murid-murid lain di ruang itu protes dan bilang kalau itu tidak adil. Kang Se
Chan menenangkan mereka. Tapi Nam Soon menolak buku itu, dan berkata dia tidak
membutuhkannya. Lalu pergi keluar dari ruangan itu. Kang Se Chan tersenyum, ga
menyangka kalau bukunya ditolak oleh anak tadi.
Kang Se Chan
melihat kearah pesanan yang diantar Nam Soon tadi, dan mengira kalau itu kue
untuk merayakan perpisahannya.
Murid-murid malah bilang kalau Dong Hyun
berulang tahun hari ini, jadi kue itu untuk dia. Se Chan mati kutu deh, ga
menyangka kalau ternyata kue itu bukan untuk merayakan
perpisahannya.
Haha..
Se Chan
bersiap-siap pulang dan anak-anak asik dengan kue tadi. Mereka sibuk sendiri,
dan tidak mengindahkan Se Chan yang berpamitan pada murid-muridnya. Mereka masih
ribut apakah harus menyanyikan lagu selamat ulang tahun atau tidak , dan hanya
menjawab sampai jumpa pada Se Chan yang akan pergi. Se Chan merasa sedikit
kecewa, dan keluar meninggalkan ruangan itu.
Se Chan keluar
ruangan dan terlihat kecewa, karena mereka murid-muridnya tidak mengucapkan
selamat berpisah yang layak untuk dia sebagai guru mereka, dan saat itu Song Ha
Gyung diperankan oleh Park Se Young juga keluar untuk segera pulang, dia bertemu
Se Chan.
Se Chan mengira kalau Ha Gyung akan menjabat tangannya dan
mengucapkan “Terima kasih” atau kata-kata lainnya sebagai ucapan perpisahan,
tapi ternyata Ha Gyung hanya membungkukkan badannya untuk memberi hormat.
(Haha..)
Ha Gyung tanpa berkata sepatah katapun langsung pergi meninggalkan
Se Chan, dan Se Chan bilang terima kasih untuk semua kerja kerasnya..(Berharap
kata-kata itu untuk dia deh..^^)
Di luar gedung Nam
Soon menelpon atasannya untuk jangan menyuruhnya mengantarkan paket, kalau itu
harus mengantri. Dia ga masalah kalau harus begadang, tapi besok pagi dia harus
sekolah.
Dan Ha Gyung langsung menghampirinya, Nam Soon yang menyadari kalau
ada orang disampingnya langsung menyudahi pembicaraan dengan bos nya
itu.
Ha Gyung bertanya bukankah Nam Soon kenal dengannya? Nam Soon
menjawab kalau Ga Hyung pasti bepergian jauh untuk sekolah.
Ga Hyung melihat
tulisan di boks pengantar paket Nam Soon, dan menanyakan apa benar kalau Nam
Soon mengantarkan apapun? Nam Soon menjawab hampir.
“Berapa
banyak?”
Nam Soon bingung dan bertanya apanya?
Ga Hyun bilang
kalau Nam Soon sudah melihatnya disini, dan untuk biaya tutup mulut Nam Soon
butuh berapa banyak?
Nam Soon tidak peduli dan segera naik ke motornya. Ga
hyung mencoba menahan Nam Son, dan masih membicarakan tentang uang tutup mulut,
tapi Nam Soon sepertinya tidak peduli, dan meninggalkan Ga Hyung yang berteriak,
kalau sampai rumor dia melakukan les tambahan disini tersebar, maka Nam Soon
akan mati !!
Hmm..sepertinya
mereka satu sekolah yak, dan cukup menarik karena sepertinya Ga Hyung ga mau
kalau sampai ketahuan dia melakukan les tambahan.
Keesokan harinya, Nam
Soon sedang menunggu nasi matang, tapi sepertinya waktunya ga cukup, dan dia
takut terlambat ke sekolah, lalu dia menimbang-nimbang dan akhirnya memutuskan
untuk mengambil selembar uang hasil kerjanya, yang dia simpan di dalam kotak.
Nam Soon pun berlari keluar rumah untuk segera berangkat ke sekolah.
Nam Soon duduk
tenang di dalam bis, sambil memjamkan matanya untuk istirahat sejenak.
Lalu
datang gadis tomboy (Lee Gang Joo)yang diperankan Ryu Hyo Young menjatuhkan
tasnya yang berat di depan Nam Soon, gadis itu berdiri karena ga kebagian tempat
duduk.
Nam Soon terbangun dan memandang si cewek tomboy yang tersenyum ramah
padanya sambil mengulum permen lollipop di mulutnya.
Kemudian datang
siswa-siswa berandal yang melihat kearah Nam Son. Nam Soon langsung mengambil
tas si Gang Joo dan memberikan padanya, lalu bangkit dari duduk, seolah
memberikan tempat duduknya pada siswa-siswa berandal tadi.
Nam Soon pindah di
tempat dia bisa berdiri di bis dengan berpegangan tangan, Gang Joo mengikutinya
dan mengejek Nam Soon yang bodoh karena kalah dan mau begitu saja menyerahkan
tempat duduknya. Gang Joo bilang apanya yang menakutkan dari se berandal-
berandal tadi. Nam Soon diam saja dan ga menanggapi, mungkin dia ga mau cari
ribut kali yak..^^
Nam Soon yang
sudah turun dari bis ternyata sudah di tunggu oleh 3 berandal-berandal di bis
tadi, mereka menghadang Nam Soon, dan menyuruhnya mengikuti mereka.
Di
tempat yang sepi itu mereka bilang ingin meminjam uang Nam Soon.
Nam Soon
diam saja, dan tak menanggapi, lalu salah satu dari mereka berkata “Apa kau tak
mau meminjami kamu uang?”
Nam Soon hanya menghela nafasnya, dan mengeluarkan
satu-satunya uang di sakunya. Nam Soon minta uangnya dikembalikan 2000 won,
karena uang yang diberikan Nam Soon 5000 won.
Mereka hanya tertawa, dan
berkata akan memikirkannya.
Pemimpin berandal itu (Oh Jung Hoo) menyuruh
pengikutnya untuk membelikannya sebungkus rook, dan meninggalkan Nam Soon berdua
saja dengan Jung Hoo.
Saat sudah berdua
itu Jung Hoo mengeluarkan rokoknya yang tersisa dua batang, satu dia selipkan di
mulutnya, dan yang satunya di tawarkan pada Nam Soon, tapi sepertinya Nam Soon
ga merokok, jadi dia berlalu begitu saja. Jung Hoo memanggilnya dan bilang,
kalau dia serta kawan-kawannya ga mengambil uang Nam Soon, tapi
meminjamnya..(Minjam?Yakiinn..^^)
Nam Soon dengan ketus bilang “Bohong” lalu
pergi meninggalkan Jung Hoo.
Scene nya beralih
ke Jang Na Ra yang memerankan seorang guru muda bernama Jung In Jae. Dia
berlari-lari kecil menyusul temannya Yoo Nan Hee yang baru saja keluar dari
mobil. Nan Hee menanyakan kenapa In Jae masuk dari samping, dan In Jae
menjelaskan kalau dia datang naik taksi, In Jae juga bilang kalau ada banyak
anak-anak di gerbang depan. Nan Hee tersenyum dan bilang apa In Jae takut dengan
anak-anak yang merokok di depan gerbang? Nan Hee menyuruh In Jae mengabaikan
mereka karena bukan hanya mereka saja yang seperti itu di sekitar sekolah
ini.
In Jae menjelaskan, kalau dia tidak bisa diam saja melihat hal itu
karena dia seorang guru.
Nan Hee bilang kalau mencoba mendisiplinkan mereka
sama saja dengan mengajak perang
In Jae menjawab, maka dari itu lebih baik
dia tidak melihat mereka.
Tiba-tiba Nan Hee bertanya apakah In Jae sudah
mendengar tentang wali kelas dua yang pensiun?
In Jae mengira kalau dia sakit
dan sekarang berada di rumah sakit. Tapi Nan Hee bilang, kalau menurutnya wali
kelas dua itu akan berhenti.
Nan Hee juga menjelaskan kalau wali kelas
dua-dua itu mendisiplinkan anak-anak dengan menggunakan tongkat sejak 30 tahun
terakhir ini.
Wali kelas 2-2 itu tidak tahu cara lain selain hukuman fisik
yang jelas dilarang sekarang, jadi dia bukannya sakit melainkan mengundurkan
diri.
Nan Hee lalu berkata..bagaimanapun itu dia ingin tahu siapa yang
menjadi wali kelas 2-2 yang baru dimana di kelas itu anak-anaknya terkenal
merepotkan.
Dan ternyata Jung
In Jae yang dapet tugas menjadi wali kelas 2-2 yang terkenal nakal
itu..^^
Jelas aja In Jae kaget dan ga percaya kok bisa dia yang
dipilih.?
Wakil kepala sekolah bertanya, apa In Jae merasa keberatan? In Jae
sedikit gugup menjawab, kalau bukan itu masalahnya, hanya dia kaget saja, ini
begitu mendadak menurutnya. Padahal guru-guru yang lain senang dengan keputusan
Wakil kepala sekolah.
Wakil kepala
sekolah mengingatkan untuk jangan terlalu lunak pada siswa, hanya karena ini
hari pertama mereka sekolah. Karena guru seharusnya mengarahkan para siswa itu
ke jalan yang benar. Terutama siswa-siswa nakal sehingga tidak mengganggu
siswa-siswi yang mau belajar.
Guru-guru yang mendengarkan ceramah itu
termasuk Nan Hee terlihat tidak suka, mungkin merasa berat kali
yak.^^
Wakil kepala sekolah melanjutkan ceramahnya kalau rata-rata nilai
sekolah pada tahun ini berada di titik terendah, Khususnya IPK pada tahun kedua.
Bahkan wakil kepala sekolah merasa malu untuk mengatakannya.
Lalu tiba-tiba
terdengar Bel tanda pelajaran dimulai, guru-gurupun dengan tidak sopannya
meninggalkan kepala sekolah dengan alasan akan segera mengajar. Wakil kepala
sekolah masih mengingatkan untuk menyelesaikan semua dokumen dari pertemuan hari
ini. Dan yang lain pun menanggapi sambil lalu perkataan sang wakil kepala
sekolah.^^
Jung In Jae
bersiap mengajar di kelas dua, lalu Nan Hee memanggilnya dan berkata sepertinya
pengalaman lima tahun mengajar akan tetap terasa sulit kalau harus menangani
kelas yang menakutkan seperti itu. Jung In Jae tersenyum dan menjawab kalau
mereka pasti tidak seburuk itu.
In Jae masuk ke
kelas yang bener berantakan murid-muridnya, ada yang tidur, kejar-kejaran sama
temennya. In Jae seperti frustasi melihat keadaan kelas dimana dia yang menjadi
wali kelasnya.
In Jae masih meminta dengan lembut kepada mereka untuk Tenang.
In Jae bahkan
memukul tangannya ke meja, dan berteriak agar mereka diam.
Nam Soon yang
tiduranpun akhirnya terbangun. Tapi mereka semuanya tetap tidak memperhatikan
yang In Jae katakana, sehingga In Jae akhirnya membanting buku yang dipeganggnya
ke meja agar anak-anak di kelasnya bisa dia dan memperhatikannya. Dan sepertinya
itu cukup efektif,karena mereka sedikit lebih tenang. In Jae mengatakan kalau
mulai hari ini dia yang akan jadi wali kelas mereka.
Kepala sekolah (Im
Jung Soo)mendapat laporan tentang siswa yang merokok, dengan bukti foto Jung Hoo
yang menggertak Nam Soon, yang di foto itu terlihat jelas kalau Jung Hoo sedang
merokok.
Jung Woo menanyakan apakah benar yang di foto itu murid-murid dari
sekolah mereka? Wakil kepala sekolah mengambil foto itu dan heran karena memang
itu seragam sekolah mereka.
Jung Soo mengatakan kalau dewan sekolah mendapat
laporan langsung dari pemilik toko makanan ringan di depan sekolah. Wakil kepala
sekolah heran karena seharusnya pemilik toko itu bisa menelpon ke sekolah, tapi
kenapa harus melapor ke dewan sekolah.
Jung Soo menjawab, kalau pemilik toko
itu bahkan sudah menghubungi Woo Soo Chul sebagai wakil kepala sekolah, tapi
ternyata tidak pernah diurus.
Jung Soo menyuruh Soo Chul untuk mencari siapa
anak-anak itu, dan segera urus mereka.
So Chul beralasan, kalau dia
bahkan tidak bisa melihat dengan jelas wajah siapa yang ada di foto. Soo Chul
pura-pura bertanya pada Guru Um di sampingnya, apakah guru Um bisa melihat wajah
yang ada di foto ini?
Kembali lagi ke
kelas Jung In Jae ya..^^
In Jae meminta agar murid-muridnya bisa memahami
konsep dan berusaha mengikuti pedoman dasar. Lalu tiba-tiba Jung Hood an para
pengikutnya baru masuk kelas. Jung Hoo langsung duduk di kursi belakang dengan
menaruh kakinya di atas meja.
In Jae memanggil ketua kelas dan bertanya
bagaimana cara dia mengurus siswa yang datang terlambat? Ketua kelas belum
sempat menjawab, Jung Hoo menjelaskan kalau ketua kelas memberi mereka tenggang
waktu untuk masuk kelas. Jung Hoo Juga bilang kalau ketua kelas sangat baik
dalam mengatur hal-hal semecam ini.
In Jae menyuruh
Jung Hoo membuang permen karet yang ada di dalam mulutnya. Jung Hoo ga suka,
tapi tetap mengeluarkan permen karet itu dari mulutnya, dan menempelkan di bawah
meja, lalu setelah itu memejamkan matanya berniat tidur.
In Jae
menyuruhnya berdiri. Karena Jung Hoo sama sekali tidak mengindahkan In Jae. In
Jae memanggil lengkap nama Jung Hoo, tapi belum sempat In Jae melanjutkan
kata-katanya, tiba-tiba guru Um Dae Woong masuk ke kelas itu, dan meminta maaf
pada In Jae karena mengganggu kegiatannya.
Guru Um menyuruh
semua siswa meletakkan tangannya dia atas meja, banyak siswa yang tidak suka
kedatangan guru Im.
In Jae bertanya ada apa? Guru Um menjelaskan kalau dia
akan melakukan pemeriksaan barang-barang pribadi para siswa.
Guru Um meminta
sekali lagi pada mereka untuk menaruh tangan di atas meja. Jung Hoo yang takut
ketahuan membawa rokok, menempelkan rokoknya di bekas permen karet yang dia
tempelkan di bawah meja tadi.
Guru Um memanggil
Oh Jung Hoo, dan menyuruh Jung Hoo membawa tas nya ke depan. Jung Hoo pun
membawa tasnya ke depan, dan guru Um juga memanggil Nam Soon. Guru Um menyuruh
Nam Soon berdiri, Nam Soon mengikuti perintah itu, dan guru Um meminta Nam Soon
memeriksa meja Jung Hoo.
In Jae menawarkan dirinya yang melakukan tugas
itu, tapi guru Um meminta In Jae memeriksa yang ada di dalam tas saja. Guru Um
meminta Jung Hoo mengangkat ke dua tangannya, dan Jung Hoo dengan sedikit malas
mengikuti perintah itu.
Nam Soon mencari
di bawah meja, dan bilang kalau tidak ada apa-apa disini. Saat itulah tiba-tiba
tangan Nam Soon menyenggol bungkus rokok Jung Hoo, yang mengakibatkan bungkus
rokok itu jatuh.
Guru Um yang tahu, menyuruh Nam Soon membawanya ke depan,
Jung Hoo terlihat tidak suka karena ketahuan ada rokok di bawah mejanya.
Guru Um menyuruh mereka berdua untuk mengikutinya. Dan saat guru Um sudah
keluar, Jung Hoo menatap Nam Soon dengan senyuman maut..
Sepertinya Nam Soon
bakalan kena masalah deh, karena hal ini..
Di ruangannya guru
Um menunjukkan foto itu pada mereka dan berkata kalau yang di dalam foto itu
mereka kan?
Jung Woo menjawab bukan, itu bukan mereka.
Guru Um mengambil
tongkatnya, dan menunjuk, kalau sepatu yang ini adalah Nam Soon. Nam Soon
meliriknya sedikit.
Guru Um memberi waktu 20 menit pada mereka untuk menulis
pernyataan. Jung Hoo merasa tidak suka. Dan tetap menolak bahwa yang tertangkap
kamera itu buka dia ataupun Nam Soon.
Jung Hoo bilang kalau dia tetap tidak
mau menulis pernyataan itu, apakah guru Um akan memukulnya?
Guru Um menjawab,
kalau itu tentu tidak akan mempan. Jadi guru Um bilang, kalau dia akan memanggil
Ibunya Jung Hoo.
Jung Hoo marah, dan berkata kenapa tidak memukulnya
saja?
Si biang gossip
Byun Ki Deok, datang ke kelas dan mengatakan kalau pemilik toko makanan ringan
di depan sekolah lah yang menyebabkan masalah. Pemilik toko melaporkan Jung Hoo
ke dewan sekolah.
Anak-anak yang lain ribut dan heran kok bisa si pemilik
toko berani melaporkan Jung Hoo. Ki Deok bilang mana mungkin pemilik toko
berani, natap mata Jung Hoo saja dia takut.
Gang Joo yang dari tadi
berfikir, akhirnya berkata, kenapa Nam Soon juga dipanggil, padahal Nam Soon
sama sekali ga merokok.
Ga Hyung yang mendengar nama Nam Soon, juga ikut
terdiam.
Ki Deok bilang, kalau mereka akan dihukum. Gang Joo menyela
pekataan itu, dan bilang kalau Nam Soon tidak merokok. Ki Deok semakin
bersemangat, Ki Deok bilang karena wajah Nam Soon tidak jelas, jadi ga kelihatan
apakah dia ikut merokok atau ga.
Semua jadi bertanya-tanya bagaimana mereka
akan dihukum? Hukuman seperti apa yang akan mereka terima?
Guru Um melaporkan
itu semua kepada kepala sekolah, diruang itu juga ada In Jae sebagai wali kelas,
dan Soo Chul sebagai wakil kepsek.
Jung Soo meminta agar kasus ini di urus
sesuai prosedurnya.
Wakil kepsek tanya berapa kali mereka ketahuan
merokok?
Jung Soo bilang kalau merokok bukanlah masalahnya, tapi ini tentang
kehormatan dan prestasi sekolah yang sedang dipertanyakan. Jung Soo geram, dan
bilang kalau hal ini tidak boleh dibiarkan terlalu jauh. Jadi jangan memberi
mereka istirahat, dan urus secara prosedur.
Jung In Jae
melihat buku peraturan sekolah yang mana tertulis kalau siswa melanggar aturan
maka akan dikeluarkan dari sekolah tersebut.
Guru Um menanyai
Nam Soon tentang kebenaran Jung Hoo yang ada di foto itu. Guru Um bilang kalau
Nam Soon bisa saja diusir dari sekolah ini. In Jae sedikit kaget dan melirik kea
rah guru Um yang meminta Nam Soon untuk mengatakan kebenarannya.
Tapi Nam
Soon lempeng aja, diem ga mau jawab. Guru Um menebak kalau Nam Soon takut pada
Jung Hoo.
Nam Soon menjawab bukan karena itu.
“Lalu karena apa?
Apakah karena Loyalitas?”
Nam Soon hanya menjawab singkat
“Tidak”
Guru Um masih mendesak alasan sebenarnya, tapi Nam Soon hanya
diam, membuat guru Um menyuruh Nam Soo pergi ke ruang BP.(Ruang disiplin
siswa)
Nam Soon pun
keluar dan berjalan menuju ruang BP..In Jae mengikutinya, dan memanggil Nam
Soon. In Jae bertanya apakah Nam Soon merokok?
Nam Soon menjawab tidak. In
Jae meminta Nam Soon untuk menjelaskannya pada guru Um agar dia tidak
dikeluarkan dari sekolah.
Nam Soon mengatakan kalau itu tidak mungkin, namun
In Jae bersikeras kalau ini adalah masalah yang serius.
Nam Soo bilang kalau
dia percaya sekolah tidak mungkin tidak adil padanya. Dan Nam Soon pun
membungkuk member hormat pada In Jae lalu pergi meninggalkannya.
Jung Hoo yang
sudah ada di ruang BP menunggu kedatangan Nam Soon dan menghentikan langkah Nam
Soon dengan tongkat yang dipegangnya. Jung Hoo bertanya apa yang Guru Um
katakan?
Nam Soon menjelaskan kalau guru Um bertanya apakah yang difoto itu
adalah benar Jung Hoo?
“Jadi kau mengatakannya?”
“Apa? Tentang
kamu yang mengambil uangku, atau tentang kamu yang merokok?”
Jung Hoo
merasa geram dan bertanya apakan Nam Soon pintar berkelahi? Nam Soon diam saja,
dan Jung Hoo kembali bertanya, apa Nam Soon mulai takut padanya?
Jung In Jae
terlihat stress dan melihat data para siswa kelas dua yang sudah dikeluarkan,
dia mulai merasa khawatir dengan nasib Nam Soon dan Jung Hoo, yang sepertinya
juga akan dikeluarkan.
In Jae tiba-tiba teringat percakapannya dengan Nam
Soon yang meragukan kalau sekolah tidak mungkin berlaku tidak adil padanya.
Di klinik sekolah,
seorang siswi meminta tangannya yang terluka diobati. Namun dokter Kim Yeon Ah
berkata kalau itu hanya goresan kecil, jadi kenapa harus diobati?
Siswi
tersebut takut kalau goresan itu nantinya akan membekas di tangannya, dan Dokter
Kim memastikan kalau itu tidak akan meninggalkan bekas, dan Dokter Kim menyuruh
siswi itu segera kembali ke kelas.
Siswi itu masih mencari alasan dengan
mengatakan kepalanya sakit.
Kim Yeon Ah dengan senyum berkata, kalau dia juga
yakin nanti pasti bukan Cuma kepala yang sakit, tapi perut juga ikutan sakit.
Dokter Kim mengatakan kalau itu semua tidak akan membaik, kalau siswi itu
tidak berusaha untuk lulus, kalau dia lulus, semua tidak akan terasa sakit
lagi.
Dan Kim Yeon Ah mendorong siswi itu untuk segera masuk kelas.
Yeon Ah mencoba
memberikan semangat untuk In Jae,dan In Jae menjawab kalau obatnya cukup
menolong, jadi dia akan segera pergi.
In Jae sepertinya
pergi ke ruang BP untuk bertemu guru Um, tapi sepertinya In Jae gugup sehingga
dia berhenti sebentar didepan pintu untuk mengumpulkan keberaniannya.
Setelah masuk di ruangan itu, In Jae berkata kalau dia sebagai wali kelas
tidak bisa menerima vonis atas kasus siswa-siswanya.
Nam Soon dan Jung Hoo
melirik sedikit saat In Jae berkata seperti itu.
In Jae juga bilang apalagi
foto itu ga jelas wajah siapa di dalamnya.
In Jae bahkanbilang kalau ga
mungkin sekolah berlaku tidak adil dengan mengeluarkan mereka, melalui bukti
yang belum akurat seperti itu.
Nam Soon tersenyum mendengar kata-kata In
Jae.
In Jae melanjutkan
kata-katanya, kalau Guru Uhm masih bersikeras mengeluarkan mereka, maka dia akan
terus melakukan protes.
In Jae bilang hanya itu yang ingin dia
katakan.
Ternyata di ruang itu juga ada Kepala sekolah dan wakilnya. In Jae
membungkuk hormat pada mereka.
Jung Hoo yang
sedari tadi diam akhirnya ikut bilang kalau apa yang dikatakan Guru In Jae
adalah yang juga ingin dia katakan.
Guru Uhm bertanya, apa In Jae sudah
selesai mengatakan apa yang ingin dia katakan?
In Jae mengangguk dan berkata
Ya, lalu Guru Uhm mempersilakan In Jae keluar karena sudah tidak ada lagi yang
harus dikatakan olehnya.
In Jae membungkuk member hormat dan langsung
berjalan keluar ruangan.
Setelah diluar dan menutup pintu In Jae menutup
mukanya merasa frustasi dengan yang baru saja dia lakukan. Dia juga merasa malu
dan merasa terlalu berani berbuat seperti tadi padahal ada kepsek dan wakilnya
disana.
In Jae
menyenderkan badannya di pintu, dan tiba-tiba pintu terbuka. In Jae terdorong ke
depan dan sedikit kaget. Ternyata yang keluar adalah Kepala Sekolah dan
Wakilnya. In Jae membungkuk member hormat.
Kepala sekolah tanpa berkata
apa-apa pergi meninggalkan In Jae.
Guru Uhm adalah
yang paling terakhir keluar, dan dia berkata ingin bicara dengan In Jae
sebentar. In Jae pun mengikuti guru Uhm ke ruangannya.
In Jae meminta maaf
atas yang dia lakukan tadi di ruang BP.
“Kau benar waktu itu”
In
Jae senang karena Guru Uhm mendukungnya, tapi Guru Uhm melanjutkan kata-katanya,
kalau In Jae tidak seharusnya berbuat seperti tadi.
“Tidak peduli
seberapa benar seseorang, ada waktu dan tempat untuk itu. ”
“Aku akan
lebih berhati-hati”
Guru Uhm bilang, sampai semuanya sudah jelas,
hukumannya akan ditunda.
“Benarkah?”
In Jae senang mendengarnya.
Guru Uhm menjelaskan kalau Oh Jung Hoo tetap harus melakukan pelayanan
masyarakat karena kedapatan membawa rokok. In Jae berjanji memastikan kalau Jung
Hoo melakukan hal itu.
Nam Soon yang
sedang berjalan menuju kelas, dan tiba-tiba berhenti melihat Guru In sedang
berbicara dengan Guru Uhm.
Di kelas 2-2, Nan
Hee sedang mengajar disana. Nam Soon tidak masuk ke dalam kelas, melainkan
bersandar di dinding luar. Ki Deok yang melihat Nam Soon lewat melambai-lambai
dari dalam dengan ekspresi senang.
Setelah pelajaran dari Nan Hee selesai,
Ki Deok langsung keluar kelas dan merangkul Nam Soon. Ki Deok menanyakan
kejelasan tentan dia yang akan diusir dari sekolah. Nam Soon diam saja tidak
menanggapi, tapi Ki Deok kayaknya antusias banget pengen mendengar apa yang
terjadi sebenarnya.(Iyalah..biar ada bahan buat digosipin.)
Jung Hoo yang
menuju kelas, berjalan dengan tatapan penuh emosi. Jung Hoo sengaja menendang
kaki ketua kelas agar terjatuh. Jung Hoo bertanya kenapa ketua kelas tidak
meminta denda padanya karena terlambat masuk kelas?
Ketua kelas membalikkan
badannya dan dengan tersenyum berkata, kalau akan lebih baik jika memang Jung
Hoo membayar denda.
Jung Hoo
memnaggil teman sekelasnya yang bernama Young Woo.
Jung Hoo bilang kalau dia
ingin meminjam uang karena harus membayar denda keterlambatannya masuk sekolah
tadi?
“Aku tidak punya uang”
Teman-teman Jung Hoo mengancam Young
Woo, sehingga Young Woo berkata kalau dia kan berusaha mencari pinjaman. Ketua
kelas yang mendengar itu memilih kembali duduk di bangkunya, dan Nam Soon juga
ga peduli dan memilih tidur.
Lee Kyung masih
mengancam Young Woo, memukulnya sehingga kacamatanya terlepas. Nam Soon yang
mendengar itu tidak tahan dan melempar buku bacaannya sehingga mengenai leher
belakang Lee Kyung.
Lee Kyung yang marah bertanya siapa yang berani
melemparnya, Nam Soon yang sudah siap berdiri dan mengangkat tangannya. Nam Soon
sambil tersenyum berjalan kearah Young Woo.
Nam Soon bertanya
apakah Young Woo melihat tiket makan Nam Soon? Karena Nam Soo sudah mencari ke
berbagai tempat.
Young Woo menggeleng.
Lee Kyung marah dan menanyakan apa
yang dilakukan Nam Soon saat ini? Nam Soon tersenyum dan bertanya apa mungkin
Lee Kyung yang punya tiket makannya?
Lee Kyung ingin menghajar Nam Soon, tapi
dihalangi oleh Jung Hoo.
Nam Soon masih mencari tiket makannya.Lalu mengambil
buku bacaan yang dilemparnya tadi, dan kembali ke bangkunya.
Sebelum mulai
mengajar lagi In Jae menyempatkan ke toilet untuk mencuci tangannya. Lalu
menyemangati dirinya sendiri agar terus berjuang.
Di kelas 2-2, In
Jae memberikan penjelasan tentang Buku yang bagus untuk dibaca, tapi sepertinya
tidak ada yang ,memperhatikannya.
Ada yang tidur, ada yang ngobrol sama
temennya.
In Jae masih belum menyadarinya, dia masih menjelaskan tentang
puisi dan pengarangnya. Lalu tiba-tiba matanya tertuju pada Jung Hoo yang asik
tertidur dengan kaki diatas meja.
“Lee Kyung kenapa
tidak kau bangunkan Jung Hoo?”
“Jika kau ingin membangunkan, bangunkan
saja sendiri.”
Semua tertawa mendengar kata-kata Lee Kyung.
In Jae
tetep sabar menghadapi murid-muridnya yang semuanya ga jelas..
Hehe..
In
Jae lalu dengan tegas menyuruh Lee Kyung membangunkan Jung Hoo.
Lee Kyung
jadi menciut nyalinya, dan langsung membangunkan Jung Hoo.
Jung Hoo berhasil
dibangunkan, dan In Jae melanjutkan penjelasannya. In Jae menyuruh siswa untuk
mencari kesamaan dari buku-buku yang sudah disebutkan In Jae di awal tadi,tapi
tiba-tiba In Jae lagi-lagi melihat Jung Hoo yang tidak memperhatikannya, dan
malah asik memainkan ponselnya.
Lee Kyung mencoba mengingatkan Jung Hoo, tapi
Jung Hoo tidak peduli dan tetap sibuk dengan ponselnya.
In Jae berjalan
kearah Jung Hoo, dan dengan baik meminta Jung Hoo menyerahkan ponselnya. Salah
seorang teman Jung Hoo menyarankan In Jae untuk tidak mengganggu Jung Hoo, tapi
In Jae menyuruhnya untuk diam.
In Jae mengingatkan Jung Hoo kalau di dalam
kelas tidak boleh menggunakan ponsel, dan kalau melanggar maka ponselnya akan
disita.
“Aku tidak menggunakannya”
“Jika kau tidak
menggunakannya..kenapa ada di tanganmu?”
“Aku hanya
melihatnya”
Huahaha..pinter ngeles yak Jung Hoo..pengen tak jitak
kepalanya.
In Jae masih meminta agar Jung Hoo mneyerahkan ponselnya, dan
kalau pelajaran sudah selesai, Jung Hoo bisa mengambilnya kembali di kantor. Dan
juga In Jae perlu bicara dengan Jung Hoo. Jung Hoo menolak, karena tidak ada
yang ingin dia bicarakan dengan In Jae.
Karena In Jae
sudah meminta baik-baik pada Jung Hoo, dan tidak didengarkan, maka In Jae
mengambil paksa ponsel Jung Hoo. Hal itu tentu membuat Jung Hoo kesal. Dia
menarik tangan In Jae, memegang dan menahannya, sehngga In Jae kesakitan.
In
Jae bertanya pada murid-murid yang lain, apa tidak ada yang akan menghentikan
Jung Hoo.?
Semua hanya memandang dan tidak ada yang merespon. Sampe akhirnya
Jung Hoo berhasil mendapatkan ponselnya kembali.
In Jae yang syok karena
mendapatkan perlakuan kasar dari muridnya, pergi meninggalkan Jung Hoo.
Dan
Lee Kyung memberikan jempolnya karena Jung Hoo hebat berani melawan wali kelas
mereka.
In Jae keluar
kelas karena pelajaran sudah selesai, dan murid-murid juga berhamburan
keluar.
In Jae memegang tangannya yang sakit karena Jung Hoo tadi. Masih
merasa syok atas kejadian yang menimpanya.
Dia merasa sebagai wali kelas
sama sekali tidak dihargai oleh muridnya sendiri, padahal tadi dia sudah membela
Jung Hoo agar tidak dikeluarkan dari sekolah.
In Jae merasa hari-harinya
pasti akan sulit menjadi wali kelas 2-2
Bersambung ke
part 2
No comments:
Post a Comment